Katarak pada mata manusia. Kredit: Wikipedia.
Peneliti KIMR Berghofer telah membuat terobosan dalam studi genetik katarak terbesar, menganalisis DNA lebih dari 950.000 orang.
Tim yang dipimpin oleh profesor Miguel Renteria dan Puia Gharahkhani, bersama dengan peneliti Santiago Diaz-Torres, mengidentifikasi 101 wilayah dalam genom manusia yang berhubungan dengan peningkatan risiko terkena katarak. Dari wilayah tersebut, 57 wilayah sebelumnya tidak pernah dikaitkan dengan katarak.
Penelitian yang dipublikasikan di Nature Communications ini tidak hanya menyoroti dasar genetik katarak, namun juga menawarkan harapan baru untuk pencegahan dan pengobatan. Penelitian menunjukkan bahwa obat-obatan tertentu berpotensi memperlambat atau mencegah katarak, sehingga memberikan alternatif selain operasi.
Temuan ini juga membuka jalan bagi skrining genetik untuk mengidentifikasi individu yang berisiko tinggi terkena katarak, memungkinkan intervensi kesehatan mata yang dipersonalisasi seperti membatasi paparan sinar UV, memakai topi pelindung, dan mengelola kondisi seperti diabetes yang dapat memengaruhi penglihatan.
Temuan MR diduga memiliki hubungan sebab akibat antara katarak dan diabetes tipe 1 (N = 33). Kredit: Komunikasi Alam (2024). DOI: 10.1038/s41467-024-53212-6
Informasi lebih lanjut: Santiago Diaz-Torres dkk, Penemuan lokus genetik dan jalur biologis yang terkait dengan katarak terkait usia melalui meta-analisis GVAS, Nature Communications (2024). DOI: 10.1038/s41467-024-53212-6
Disediakan oleh Institut Penelitian Medis KIMR Berghofer
Kutipan: Peneliti Australia Menemukan 101 Wilayah Genetik yang Terkait dengan Risiko Katarak (2024, 14 November) Diakses pada 16 November 2024, dari https://medicalkpress.com/nevs/2024-11-australian-genetic-regions-linked-cataract .html
Dokumen ini memiliki hak cipta. Kecuali untuk transaksi wajar untuk tujuan studi atau penelitian pribadi, tidak ada bagian yang boleh direproduksi tanpa izin tertulis. Konten disediakan untuk tujuan informasi saja.